puisi akulah sampah dunia
panas terik sinar siraja api
suara percikan sikaleng susu
kuiringi dengan suaraku yang mengambang
tak aku hiraukan demi secuil nasi
ku ukir jalan demi jalan
mencari peluang secercah kehidupan
dari sampah ke sampah aku obrak-abrik
demi sisa makan untuk siperut kosong
akulah sampah dunia
yang bertapkan langit,berlantaikan tanah
berdindidng airlaut,berselimut hujan
akulah sampah dunia
yang mengukir jalan dari sabang sampai marauke
yang mengikuti kemana hendak angin menuju
kemana kaki melangkah yang kutak tahu kemana arahnya
akulah sampah dunia
yang hanya bisa mengotori jalan
yang hanya bisa mengamen dari mobil kemobil
yang hanya bisa berdiri dipersimpangan jalan
akulah sampah dunia
yang hanya bisa menjual suara seharga seratus rupiah
daripada selembar kertas dan sebuah pulpen
yang tersa berat aku pegang
akulah sampah dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar